13 Maret, 2009

Happy birthday, semoga lekas sembuh!

Aku cuma mau ngucapin, happy birthday untuk dia yang hari ini, 13 Maret 2009 sedang berulang tahun ke-21.
Tersenyumlah selalu. :-)

***
Sakit gue makin memuncak. Puncaknya kemaren, tiba-tiba perut gue selalu berkontraksi, mual, gue cuma bisa diem seharian, nahan sakit, begitu sampek kosan, muntah, pusing, meriang, panas, perut kontraksi, dan di akhiri mencret tiap menit yang cuma keluar cairan. Mau pingsan rasanya.
Gue cuma berharap, semoga diriku lekas sembuh. Ya Allah, berikanlah nikmat sehat itu. Aku benar-benar sedang membutuhkannya.

12 Maret, 2009

Kapan saatnya?

Atas rekomendasi adek gicil, kemaren gue nonton The Curious Case of Benjamin Button. Ada satu dialog yang paling gue suka, dialog antara benjamin dan nenek-nenek, dialog itu pada saat benjamin dicukur rambutnya sama nenek-nenek yang ada di panti jompo rumahnya benjamin.

Benjamin bilang, "fisikku semakin hari semakin muda, hal apa yang tidak bisa aku rasakan dengan keadaan seperti ini?"

nenek itupun menjawab, "kau tidak bisa merasakan tumbuh dan hidup selayaknya bersama orang yang kau cintai, ketika ia bertambah tua, kau malah menjadi muda".
Lalu nenek itu melanjutkan kata-katanya, "kau tahu?, kau baru akan mengerti betapa pentingnya seseorang saat orang yang kau cintai itu pergi meninggalkanmu".

Hmmm, setuju gak sih?
kita baru akan sadar betapa pentingnya sesuatu, saat sesuatu itu udah ilang, gak ada, pergi entah kemana.

Kalo ditanya, kapan saatnya kita sadar bahwa kita mencintai akan sesuatu?
Jawabannya, saat sesuatu itu udah pergi, pergi jauh meninggalkan kita.

Sama halnya kayak kata-kata di film mengejar matahari, di film itu gue denger ada kalimat, 'kita gak akan pernah tau gimana rasanya memiliki, sebelum semuanya ilang'.

Yeah, selagi semuanya masih ada di sekeliling kita, kita mengabaikannya, tapi saat semuanya udah menghilang, kita baru ngerasa kalo kita sangat butuh itu, kita baru mencari-cari keberadaannya, kita baru ngerasa rindu, dan kita baru sadar kalo kita kehilangan sesuatu yang sebenernya sangat berharga buat kita.

Salah satunya adalah waktu, waktulah yang paling sering kita sia-siakan.
Saat ini, yang sedang gue pikirkan, bagaimana caranya gue bisa bersahabat dengan waktu.
Gue pernah baca salah satu buku yang berjudul Tafakur karangan Agung k suari, disitu tertulis makna waktu yang isinya:
Untuk memahami makna satu tahun, tanyalah seorang siswa yang gak naek kelas. Untuk memahami makna satu bulan, tanyalah seorang ibu yang melahirkan bayi prematur. Untuk memahami makna satu pekan, tanyalah seorang editor majalah mingguan. Untuk memahami makna satu hari, tanyalah seorang pekerja dengan gaji harian. Untuk memahami makna satu jam, tanyalah seorang gadis yang lagi nunggu pacarnya. Untuk memahami makna satu menit, tanyalah seseorang yang ketinggalan kereta. Untuk memahami satu detik, tanyalah seseorang yang selamat dari kecelakaan. Untuk memahami waktu satu mili detik, tanyalah seorang pelari yang meraih medali perak olimpiade.

Kalimat-kalimat yang udah sering banget gue denger.
Tapi, gue masih juga belum bisa memaknai waktu.

Jadi, kapan saatnya kamu sadar kalo sesuatu itu sangat kamu cintai?
Apakah benar saat sesuatu itu udah ilang?

Pertanyaan khusus untuk perempuan dan aku, kapan saatnya kamu sadar bahwa kamu sangat mencintai ibumu?
Jawabannya bukan hanya saat kamu telah kehilangan ibumu, tetapi juga saat kamu merasakan bagaimana rasanya melahirkan, bagaimana rasanya mempertaruhkan nyawa saat melahirkan. Saat itulah, kamu baru sadar, bahwa kamu sangat-sangat mencintai ibumu.

Untuk waktu, tolong ajari aku sesuatu, termasuk cara mencintaimu, supaya aku tidak termasuk orang yang rugi.

Dan untuk kamu yang lagi baca blog-ku, tolong ajari aku regresi logistik. *lowh?:-P*

09 Maret, 2009

Siapakah Tamu tak di undang itu? Jawabannya adalah Amelie.

Beberapa hari ini, gue suka buka-buka binder EO gue yang jaman kelas 2 SMA. Di situ banyak berisi karya-karya temen gue, mulai dari puisi, curahan hati, coretan nama gue, skenario lagu buat drama cantik ekonomi pas kelas 3, ada juga undangan-undangan yang gue bikin bersama Sapi untuk acara seru Duren, termasuk karya-karya cacat Inut berupa puisi *puisinya Inut udah pernah gue post ke telurmatasapi*.
Karya temen gue, CT yang udah gue post di telurmatasapi salah satunya puisi yang berjudul Hidupku.
Nah, sekarang puisi yang mau gue post lagi judulnya Tamu tak di undang dan Amelie, dua-duanya created by CT, yang ditulis pada tanggal 15 Oktober 2003 dan 3 Februari 2004.
***


Tamu Tak Di Undang

Dia...
Mengetuk pintu hati
yang sudah sekian lama tertutup, hingga lupa dimana kutaruh
kunci dan gembok itu

Dia...
Tamu tak di undang
yang datang saat ini
aku dalam sepi

Dia...
Menawarkan jasa
untuk mengusir hama pengganggu jiwaku

Siapakah dia...?
Yang terus memaksa
tuk dapat masuk
ke dalam hatiku,
bolehkah aku menginginkannya?
Untuk sekedar mencoba menghibur
dan mengajarkanku
agar mau membuka
pintu hatiku lebar-lebar
***


Amelie

Setiap berkata
Dia membuatku tertawa
Mimik wajahnya itu loh!
Asli tanpa noda kemunafikan
Entah apa yang lucu
Dia selalu berhasil
menghangatkan suasana
Apa dia sadar akan itu?
Iri aku jadinya
Tapi aku tetap senang
Fantasiku masih rindang
Sebagai tempat pelarian
Dan aku harus pulang
Kembali dalam nyata
Dalam cerita sebenarnya
***

Masih ada beberapa puisi dan tulisan temen-temen gue yang lain. Next time bakalan gue posting lagi ke telurmatasapi ini.

07 Maret, 2009

Cita-cita dan Impian.

Tanggal 5 maret, gue dan temen-temen nonton Kambing Jantan, yang menarik bagi gue justru bukan kisah cinta antara si kambing dan si kebo.
Yang menarik bagi gue adalah tentang keputusan orang tuanya dika untuk nyekolahin dika ke ostrali, keputusan yang menurut orang tuanya tepat dan menginginkan yang terbaik buat dika *padahal keputusan di ambil lewat vooting yang gak penting* dan ternyata, keputusan itu salah, meskipun banyak hikmah yang di ambil *kalo gak kuliah di ostrali gak mungkin ketemu Harianto,dan gak mungkin punya kisah lucu*.
Cita-cita dika yang ternyata simple bisa ngebawa dia jadi sukses, meskipun sukses karena keidiotannya dia.
Tapi paling enggak, dika ngejalanin apa yang dia suka dan apa yang dia mau.
***

Ngomongin soal cita-cita, gue punya beberapa cita-cita. Waktu TK sampek SD, gue pingin banget jadi bos *semacam direktur perusahaan gitu deh*, bos yang punya ruangan sendiri, gue pun gak tau jadi bos dimana, yang penting jadi bos. Gue juga gak tau kenapa gue pingin jadi bos, mungkin karena kebanyakan nonton sinetron kali yah. Jadi, tiap pulang sekolah, gue pasti langsung bikin permainan sendiri, pura-pura jadi bos gitu. Idiote sekali bukan?
Pas SD, gue juga terobsesi jadi pembawa acara anak-anak, mungkin karena gue suka nonton acara kring kring olala. Saking terobsesinya, gue sama mba cici *tetangga gue* ngajak tetangga gue yang laen yang umurnya pada dibawah kita buat maen kring kring olala, mereka gue paksa jadi penonton setia di studio dimana gue dan mba cici ceritanya sebagai pembawa acara kring kring olala. Cacat banget lah kalo gue inget-inget lagi.
Pas SMP sampek kelas1 SMA, gue bercita-cita jadi insinyur kelautan, gak ada alesan khusus sih, seinget gue karena gue pernah naek kapal laut trus gue jadi suka ngeliat laut, dan gue tiba-tiba kepikiran untuk jadi insinyur kelautan. Iya gue tau, emang gak ada hubungannya sih, harusnya kan gue bercita-cita jadi nahkoda atau ABK ya? Atau malah harusnya bercita-cita jadi nelayan? Yah, pokoknya gitu dah, mungkin saat itu gue cuma pingin jadi orang yang ahli tentang laut.
Begitu kelas 2 SMA, gue ngerasa ada yang janggal, cita-cita sama otak gue koq gak singkron yah? Gue ngerasa gak bakalan sanggup masuk IPA, didukung alesan males belajar karena banyak saingan. Haha. Menginjak kelas 2, hobi gue bermain, ketawa, cekikikan, nyontek, dan bikin acara seru untuk kelas. Mulai saat itu, gue mengubur dalam-dalam cita-cita gue untuk jadi insinyur kelautan.
Gue mulai seneng jadi EO, ngatur kegiatan bermain temen-temen di kelas 2.6, partner gue adalah Sapi a.k.a Chepyta.
Kegiatan EO atau korlap gue bersama sapi berjalan sukses sampe kelas 3. Kelas 2.6 tetep kompak meskipun isinya udah kepencar-pencar. Acara yang 2.6 bikin lucu-lucu mulai dari drama legenda daerah di Indonesia dengan english language, film dokumenter yang berjudul nasib anak kost, jahanam , nge-band, futsal, nge-bridge, arisan duren, ngumpul di markas duren , nobar duren, bubar duren, and farewell party plus tuker-tukeran kado di kebun raya bogor.
Silaturahim 2.6 masih berjalan dengan baik sampe sekarang, dan posisi korlap masih tetep di pegang sama gue & sapi.
Begitu nyampe di k elas 3, gue berubah pikiran lagi. Tiba-tiba gue pingin menjadi seorang kriminolog. Gue berubah pikiran karena menurut gue, jadi EO itu hanya sekedar hobi gue, untuk kerjaan, gue rasa kriminologi cukup terlihat keren, kalo ada orang yang nanya, "Apa pekerjaan Anda?"
Gue dengan bangga bilang, "saya seorang kriminolog" hahahahaha dimana gue jadi ahli di bidang kriminal *bukan,bukan penjahat,tapi orang yang menganalisis penjahat*, hemmmm, dan gue bisa lanjut S2 ke Belanda *secara s2 kriminologi cuma ada di Belanda*. Dan yang bikin terlihat keren lainnya dari kriminolog adalah, gelar yang nantinya gue dapet setelah lulus S1, semacam keren aja gitu kalo nama gue ada tambahan dibelakangnya menjadi Dwi Putri Amalia, S.Krim.
Gimana? Manteb kan? Hahahaha.
Okay, setelah gue yakin akan pilihan cita-cita gue, mantablah hati gue untuk memilih jurusan Kriminologi sebagai pilihan utama gue pada SPMB.
Pilihan pertama, Kriminologi UI *satu-satunya di Indonesia*, begitu akan memilih pilihan kedua, gue bingung, gak ada bayangan sama sekali, tetapi gue harus milih, akhirnya pas di rumah, gue tanya nyokap.
Gue:"ma, pilihan pertama spmb aku kan kriminologi ui, trus pilihan keduanya aku milih apa dong?".
Amma:"sastra belanda ui aja! Gimana?".
Gue:"yah, gak mau ah!".
Amma:"yawdah, selain mau jadi kriminolog, kamu mau jadi apa? Seandainya kamu gak diterima put, kan harus ada pilihan lain! Dan itu semua terserah kamu, kamu yang nantinya akan ngejalanin".
Gue:"sebenernya aku punya impian sih ma, impian yang selalu aku pikirin dari dulu, tapi ini menurutku bukan cita-cita, ini cuma impian. Impianku, aku mau kayak tante Arofah, temen mama yang punya travel haji & umroh. Aku pingin punya juga, aku pingin suatu saat nanti, begitu cita-citaku udah tercapai dan punya duit, aku bisa punya travel haji. Nah, kalo gitu, aku harus ambil jurusan apa? Sastra Arab yah?".
Amma:"??? ya bukanlah, kalo kamu emang pengen punya travel ya mungkin kamu bisa sekolah di ekonomi, lebih tepatnya ekonomi manajemen, disitu kan nanti kamu belajar gimana caranya memanajemeni suatu perusahaan, nah terus baru deh kamu belajar bahasa Arab".
Gue:*ngangguk-ngangguk sok ngerti*

Setelah manteb ngomong sama nyokap, ikut spmb, dan pilihan kedua gue jatuh pada manajemen brawijaya di Malang, dan gue sangat yakin bakalan keterima di kriminologi ui. Tetapi nasib berkata lain, Tuhan ternyata malah mengirim gue ke Malang, pilihan kriminologi gue gak diterima, gue malah dapet pilihan kedua.

***
impian.
balik lagi ke soal impian.
saat ini gue masih punya 1 impian lagi.
gue pingin punya kedai buku.

Cita-cita gue mungkin udah kandas, tapi gue masih punya impian, dan impian-impian itulah yang harus gue raih, karena mereka tidak sedang berada dimana-mana, mereka hanya menggantung 5 cm tepat di depan kepala kita *mengutip dari novel 5 cm*

Yeah, mungkin gue gak bisa seperti Abba, gue gak bisa nulis buku, gue gak bisa jadi penulis, biar Abba aja deh yang jadi penulis handal. Aku selalu bantuin Abba bikin buku koq, huehuehue.
Tapi Abba, satu hal, biarkan aku menjadi apa yang aku inginkan.



05 Maret, 2009

Hidupku?

Gemerincingnya daun-daun bambu
Mengusik ketenangan jiwaku
Entahlah...
Apa yang sedang kucari
Tak ada yang tau
Bahkan...
Diriku sendiri

Sayup-sayup terdengar suara memanggil namaku
berulang kali
tiada jawaban
kala kusambut
meninggalkan
tanya dalam hati

Langit pekat
menyelubungi kalbu
mendesak hingga
menyesakkan
Adakah yang dapat
memberiku jawaban
atas segala teka-teki ini?
Mohon bantuannya!!!


Created by: my bestfriend; ct ^^

01 Maret, 2009

Titip rindu buat Abba

Gue mau ngucapin dulu ah buat Abba. Angin, tolong bisikkan ke Abba kata-kata ini ya 'Abba, happy syalalala birthday, kompak selalu dan keep hello kitty, tom&jerry, oya satu lagi, kasih kecupan sayang dari aku, bilang padanya, ini semua dari your daughter'.
Iya benar, untuk ayahku yang di rumah, karena hari ini ia milad yang ke 55.
Thank yew angin.

Seperti kata Ebiet G. Ade, titip rindu buat Ayah. Jadi ya iseng iseng titip ucapan dan rindu gue buat Abba melalui angin. Dan ternyata ucapan gue nyampe ke Abba lowh. Hahaha. Makasih ya angin, kau memegang amanat sekali.
***

ngomong-ngomong soal Abba, pertama-tama gue mau bersyukur dulu, sampai detik ini, gue masih ngerasain punya orang tua *tumben banged lo quer?iya nih abis baca renungan kisah mimpi dari syurga*, yeah meskipun mereka berdua unik dan ciamik, tetep i heart abba n amma. Thats why gue sama krogo adek gue bikin kaos kembaran yang bertuliskan i heart abba n amma.

Dan kenapa gue harus bersyukur?
Karena abba gak pernah ngerasain punya ayah, i mean, ayahnya, yaitu kakek gue *yaiyalah*, meninggal pada saat abba masih dalam kandungan nenek yang usianya tepat bulan kesembilan. Beberapa hari kemudian, abba lahir, see, kalo gue bilang, mereka seperti reinkarnasi saja.
Disaat nenek gue bermuram durja ditinggal pergi oleh suaminya, Allah menukar kesedihannya dengan kehadiran bayi mungil *hmm,bnr gak yah mungil,hehe*, lelaki pula. Maka, dinamailah bayi itu dengan nama almarhum suami tercintanya, yaitu B.K. Noormandiri. Harusnya, kayak di luar negeri yah, nama belakangnya terdapat junior. Hehehe.

Gue paling banyak menghabiskan waktu sama abba, gue yang paling sering duduk nonton bareng sambil cabut ubannya abba, gue yang tiap hari duduk disamping abba yang lagi nyetir, gue yang paling sering diajak ke mall tiap pulang sekolah, gue yang paling berani minta duit banyak-banyak ke abba, gue yang paling sering diajak ngobrol sama abba, selera film kita sama yaitu india, haha, selera music gue juga sama kayak abba, gue yang paling berani ngomong langsung untuk minta dibeliin sesuatu, dan gue juga yang paling sering pinjem mobil abba. Heran juga, babang dan adek gue kagak ada yang berani minta langsung, padahal abba baik hati lho kayak hello kitty, kalian berdua payah deh. Gue juga punya kontrak kerjaan sama abba, gue mentranslate ke dalam bahasa indonesia semua buku impor daftar pustaka untuk buku-bukunya, dan gue dikasih upah atas hasil kerja keras gue dari pagi ampe malem, lumayan. Gue juga ngerjain homework abba untuk les englishnya di LIA, hehe. Gue pernah ngasih kaset arab buat abba *kaset itu dibeliin sama denny lesayuti a.k.a onta arab yang saat itu berada di cairo,tengkyu onta*. Gue yang paling sering ngasih usul buat abba tentang apapun, dan sayangnya usul gue selalu dihambat oleh amma, dan kalo amma udah bilang "nggak", abba cuma bisa ngelirik, naikin alis, trus senyum-senyum ke gue. Gue juga yang paling berani ngasih kritikan buat abba. Hati abba tidak segarang wajahnya, kucing peliharaan krogo, si pussy,











paling disayang, dimandiin, dikasih makan, diajak maen, tiap ia pulang dan baru bunyiin klakson, si pussy langsung lari keluar, minta masuk ke mobil, dan bokap gue dengan santainya ngajak pussy masuk mobil trus baru deh dia masukin mobil ke garasi, astaga, perasaan dulu gue kecil gak kayak gitu deh, dasar pussy sok manja dan ngalem, huuh, kata abba, pussy itu anak terakhirnya, gue aja gak diijinin bentak-bentak si pussy *sialan,dirumah ini gue jadi punya saingan,secara gue benci banget sama kucing*. Abba paling suka beliin duren buat anak-anaknya. Kalo hati abba lagi happy, ia selalu memanggil amma dengan sebutan "istrikuuu". Abba juga bisa jadi partner gue maen congklak, game permainan yang paling ia suka adalah manyum mas alias magic lines, kita berdua juga suka maen sudoku yang ada di salah satu rubrik ahad Republika. Abba paling seneng dengerin radio kamajaya *radio yang selalu memutar lagu jadul* dan tiap amma, atau babang, atau gue, atau krogo ulang tahun, ia pasti langsung sms ke radio itu, dan mengucapkan ulang tahun ke kami melalui penyiar radionya, uoh, so swiiiit bener dah.
Oya, abba kalo ngomong ke gue pakek bahasa inggris, sms ke gue juga pakek bahasa inggris, meskipun hasilnya kacau banget.
Yah, itulah bokap gue. Ciamik sekali.
Tidak heran kalo gue jadi freak kayak gini, pantesan gue cocok sama abba. Hahahahaha.

Yawda deh, pokoknya i laf yu, ba. Salam kompak selalu.











































22 Februari, 2009

the sea of my heart = RIYADH SYAMI

This heart calls out to You, yearning for what is true. Such longin, what am i to do?
These rays like pure silver light, Your face like the moon in the night.
Moon face image there, this vision with me, upon the heart's sea.
This vision of Your face, reflected on that place, upon the surface of my heart's sea.

YOU ARE THE SEA OF MY HEART.
* i love debu*

21 Februari, 2009

BESI

Ada satu puisi karya Fatin Hamama yang paling gue suka. Judulnya BESI.

"Ketika sepotong besi jadi tombak / tombak tak pernah tahu / untuk apa dia dijadikan tombak / ketika sepotong besi jadi pisau / pisau tak pernah tahu / untuk apa dia jadi pisau / ketika sepotong besi jadi peniti / peniti tak pernah tahu / untuk apa dia jadi peniti"
...
Ketika besi-besi menjadi senjata / berubah fungsi / diam-diam peniti mensyukuri / "Aku menjadi penyemat baju / seorang sufi, setiap hari aku dibawa / rukuk sujud dan mensyukuri / nikmat Tuhan yang diberi / aku tak ingin patah / biar berkarat aku kini.

19 Januari, 2009

3 pertanyaan

Pertanyaan pertama :
Zuhud . Apa itu zuhud ? Pertanyaan yang dari dulu ingin gue lontarkan . Dulu aku pernah bertanya tentang zuhud kepada seseorang , yang kudapat adalah zuhud itu sikap yang tidak mengagung-agungkan dunia . Ibnu majah mengatakan zuhudlah engkau akan dunia , pasti Allah mencintai engkau , zuhudlah engkau akan apa yang ada pada manusia , pasti manusia mencintai engkau .
Lalu bagaimana cara kita agar bisa zuhud ?

Pertanyaan kedua :
mengapa masih ada orang yang berkata , "aku belum mendapatkan hidayah" atau "semoga dia diberikan hidayah" ?
Apakah kamu setuju dengan kalimat itu ? Aku tidak setuju , menurutku Allah tidak akan memberikan kita hidayah bila kita sendiri tidak mencarinya , hidayah tidak akan datang begitu saja bila kita tidak berusaha untuk menemukannya .

Pertanyaan ketiga :
apa arti takwa yang sebenarnya ?
Selama ini yang aku rasakan adalah mengartikan takwa sebagai takut pada Allah . Contoh simple aja , aku melakukan sholat terkadang hanya karena "ah gue belom sholat , nanti gw dosa , sekali gak sholat kn siksaannya berat" . Aku melakukannya karena takut , bukan karena kebutuhan . Meskipun di lubuk jantungku yang terdalam *ca e lah* , aku ingin menjadikan sholat sebagai pelepas rindu dengan Tuhan , layaknya seseorang yang selalu rindu pada kekasihnya . Aku pernah membaca sebuah buku , dimana aku menemukan jawaban dari pertanyaan ketigaku itu . Sebuah jawaban yang memaknai takwa dengan bahasa cinta , karena Tuhan sendiri adalah sumbernya cinta . Cinta selalu menghadirkan kerinduan , sedangkan takut ? Takut sering mendatangkan kebencian . Di buku tersebut aku membaca bahwa Tuhan "bersembunyi" di dalam sebuah tempat yang jarang dikunjungi oleh manusia , yaitu di dalam jantung manusia .
Buku itu membuat aku merenung , merenungkan ternyata Tuhan berbicara dalam bahasa cinta , bukan bahasa takut . Terdapat contoh kongkret mengenai bahasa cinta dalam buku tersebut . Ketika kita mencintai seseorang . Kita akan memulainya dengan level cinta yang pertama , yaitu : percaya . Kita percaya pada kekasih kita . Kita percaya bahwa kita akan bahagia kalau hidup bersamanya . Kitapun percaya bahwa ia tidak akan menghianati kita . Dalam konteks hubungan dengan Tuhan . Inilah yang disebut Iman . Dengan percaya , kemudian kita masuk pada cinta tahap kedua , yaitu perbuatan . Kita menikah dengan orang yang kita cintai , lalu mengucapkan ijab kabul . Dalam hubungan dengan Tuhan , ini dianalogikan dengan mengucap kalimat syahadat , yang kemudian kita melakukan tindakan cinta pada kekasih , yang dianalogikan dengan rukun islam .

Cinta yang tertinggi , yaitu pada level ketiga adalah merasakan kehadiran orang yang kita cintai dimanapun kita berada . Walaupun secara fisik kita jauh , tapi jiwa kita selalu bersama-sama . Dengan begitu kita tidak akan menghianati pasangan kita , bukan karena kita takut , tapi karena kecintaan kita yang besar . Karena ia selalu ada dimanapun kita berada . Nah , inilah yang disebut Takwa . Bisa disimpulkan Takwa adalah mencintai Tuhan dalam level yang tertinggi , yaitu dengan senantiasa merindukan keasyikan bercengkrama dengan-Nya . Takwa berarti merasakan kehadiran Tuhan dalam setiap langkah kita , setiap nafas kita . Tuhan sungguh dekat .
Setelah membaca buku itu , gw jadi berpikir , mengapa kita selalu berpura-pura mencari Tuhan ? Padahal Tuhan tidak perlu kita cari . Tuhan bahkan lebih dekat daripada urat leher kita sendiri .

09 Januari, 2009

Ayah Syafril selalu hidup di hati kami

10 Muharram 1430 *Rabu,7 Januari 2009* pukul 18.10

Selesai Sholat maghrib , hapeku berbunyi , Abba *Ayahku* calling .
Abba : "kak , ada berita duka , Ayah Syafril meninggal tadi sore jam 4 , tolong beritahu teman-teman kakak !"
Aku : "innalillahi wa inna illahi rojiun , meninggal di mana ba ? Di rumah sakit ya ?"
Abba : "iya , tolong kabari teman-teman kakak ya . Abba sekarang sedang menuju rumah duka ."

Seketika air mataku mengalir , mengalir semakin deras . Ayah Syafril kami telah tiada .
Ku cari nama uul dari phonebuk , tekan call . Tidak di angkat . Ku cari nama sapi , call . Di angkat .
Sapi : "kenapa way ?"
Aku : "sap , ayah syafril meninggal ."
Sapi : "seriusan ? Kapan ? Innalillahi wa inna illahi roji'un."
Aku : "tadi sore jam 4 di rumah sakit ."
Sapi : "kita doain way"
Aku : "..............."
Sapi : "way"
Aku : "..............."
Sapi : "sabar ya way , jangan nangis , kita doain yah"
Aku : "iya , sap , gw nyesel , nyesel banged . Lo tolongin gw ya sebarin sms k temen-temen , tadi gw nelpon uul tapi gak di angkat".
Sapi : "iya , gw juga nyesel way . Ok , gw sms-in".

Masih terekam di kepalaku , dari kecil aku kenal beliau , beliau adalah sahabat ayahku . Sejak kecil ayahku selalu mengajak kami untuk bersilaturahmi ke rumah beliau , terutama saat idul fitri . Aku , abang , dan dede memanggil beliau dengan sebutan ayah , atau ayah pulo gadung atau ayah syafril . Ibu , istrinya ayah syafril selalu membuatkan rendang yang enak , selalu menyuruhku untuk mengambil mainan yang kusuka dari warungnya .

Sampai tiba saatnya aku belajar di 13 . Aku berharap dan sangat ingin di ajar beliau . Begitu kelas 3 soc 1 , aku mendapat wali kelas bunda Delfina *bunda tersayang di 13* , dan mendapat guru ekonomi akuntansi ayah syafril .

Bagi kami , social 1 , Ayah syafril bukan hanya sekedar guru , tapi beliau adalah ayah kami . Beliau mengajar dengan hati , mengajar dengan senyuman , mengajar dengan wibawa . Mengajar bukan hanya sekedar tugas , tapi sebagai ibadah . Mengajar untuk kami , anak-anak beliau . Mengajar tidak hanya menyuruh mencatat , menghafal , tetapi beliau membuat kami melakukan sesuatu , yang membuat kami senang . Bagi ayah syafril , ekonomi , kami , dan mengajar adalah segalanya . Pernah suatu hari , di hari terakhir kami belajar di kelas sebelum menghadapi uan . Beliau meminta kami maju satu per satu ke depan kelas untuk mengucapkan sekedar sepatah dua kata perasaan kami yang sebenarnya selama belajar ekonomi bersama beliau di kelas ini , boleh tentang teman di kelas , hal yang paling disenangi atau dibenci di kelas , boleh permintaan maaf kepada seseorang yang ada di kelas ini , suka duka belajar ekonomi dengan beliau , apapun itu termasuk cara mengajar beliau .
Ketika ke-36 isi dari soc 1 selesai bicara di depan kelas , beliau turun dari bangkunya , berdiri dan berkata , "kalian tau , kenapa saya meminta kalian untuk melakukan hal tadi ? saya ingin tau , bagaimana perasaan kalian selama 1 tahun saya ajar , agar kekurangan saya nantinya bisa saya perbaiki" , aku dan seisi kelas melihat mata beliau sudah berkaca-kaca , lalu beliau menghapus air matanya dan berucap lagi "karena 3 tahun lagi saya pensiun , saya ingin di tahun-tahun terakhir bisa melakukan hal yang lebih baik untuk murid-murid saya nantinya setelah kalian lulus , hidup saya adalah mengajar , saya sangat cinta mengajar , saya cinta kelas ini , sekolah ini , saya cinta kalian . Jadilah orang yang berguna".

Seisi kelas hening , aku menangis , kami menangis .

Ayah Syafril merupakan satu-satunya guru di kelas kami yang rela menitikkan air mata untuk kami . Air mata yang menangisi waktu yang terus berjalan dan semakin tidak bersahabat bagi kami untuk saat itu , karena begitu cepat dan mudahnya memisahkan kami , meskipun hanya memisahkan jarak .

Dan kini , saat aku belum sempet melihat keadaan beliau saat sakit , waktu datang lagi untuk benar-benar memisahkan kami dengan ayah kami tercinta , memisahkan kami untuk selama-lamanya . Allah swt telah memanggil beliau di usianya yang ke 60 .

Pada malam itu , aku membuka phonebuk-ku , kulihat masih tertera nama Ayah.Syafril di situ , seketika aku ketik sms .

To :
Ayah.Syafril
(+628128385502)

Message :
Ayah Syafril . Selamat Jalan
Ilmu yang Ayah amalkan akan selalu ada di hati kami , murid-
murid Ayah . Terimakasih Ayah . Terimakasih Guruku tercinta .
Kami sayang Ayah Syafril . Doa kami selalu teriring untuk Ayah .


Send .

Aku memandangi kamarku , kulihat gitar tanpa senar milik Abang *gitar yang ia titipkan kepadaku* . Gitar itu sudah berdebu , kukirim sms ke Abang.
Aku : "bang , gitar lo yang ada di kamar gw ini , gitar yang dikasih ke elo dari Ayah Syafril kan? itu waktu lo kelas berapa bang?"
Babang : "kelas 3 smp put , lo bersihin yah."
Aku : "iyah."


Hoaaaa , jadi semakin sedih !


Untuk Ayah Syafril , ayah akan selalu hidup di hati kami . Selamat jalan Ayah syafril , guru kami tercinta , kami sayang Ayah . Doa kami selalu teriring untuk Ayah . Kenangan bersama Ayah selalu aku tanam , senyuman Ayah selalu nampak hingga kami sukses . Putri sayang Ayah .