masing-masing dari kami pernah menulis tentang semua yang ingin ditulisnya, a p a p u n - i t u.
postingan kali ini dikhususkan berisi kumpulan notes (sudah di publish di facebook) yang telah ditulis oleh sekawan muda. karena siapapun bisa menulis, siapapun bisa menuangkan tinta di atas kertas.
tujuannya sederhana, sebenernya hanya ingin mengingatkan kami bahwa kami masih punya satu kertas yang sama dari sekian banyak kertas yang kiami punya, terlepas dari warna apapun itu, kertas yang kami simpan dalam sebuah kotak persahabatan yang bernama SEKAWAN MUDA.
* notes pertama yang berjudul My Confession to Sekawan Muda, ditulis pada 26 Agustus 2009 oleh Dwi Putri Amalia a.k.a Boms (satu-satunya puzzle yang berjenis kelamin wanita).
Manfaatkan sisa waktu yang ada sebelum 'perpisahan sementara' itu datang menghampiri dan mengambil haknya.
Manfaatkan sisa kebersamaan yang ada sebelum air mata buayaku dan pogie mengalir deras bak air terjun niagara.
Kalian bukanlah pelarian atas kekecewaan dan kalian juga bukanlah pelarian atas keterpurukan, tetapi kalian adalah yang terbaik MESKIPUN JUGA JADI NERAKA BUATKU.
Bersama kalian aku belajar tertawa, belajar menilai arti kesabaran, belajar bangkit, belajar meraih mimpi, belajar berguna bagi orang lain, dan belajar untuk selalu mengerti.
Mudah-mudahan kita semua bisa jadi orang-orang yang berkualitas dalam menjalani kehidupan di dunia yang fana ini. Amin.
Buatlah hidup sesederhana dan seberguna mungkin untuk mencapai kehidupan yang kekal abadi nantinya, seperti kesederhanaan yang selama ini kita letakkan dalam sebuah kotak yang bernama sekawan muda, yang selama ini kita genggam bersama-sama.
Kuberikan <3 <3 <3 <3 (empat simbol yang sama) untuk kalian atas semua syukurku akan takdir pertemuan (bukan kebetulan) yang terjadi, akan rangkaian puzzle yang sedikit demi sedikit tersusun di kehidupan kita masing-masing. Karena bagiku kalian adalah HEBAT. Yak. Bagiku kalian H - E - B - A - T.
* notes kedua yang berjudul Ayunan itu, ditulis pada 14 September 2009 oleh Az' Arie Bachtiar a.k.a cacak arie. Ayunan itu, menunggu untuk diduduki, menunggu untuk diayunkan, lagi...!!! Rame, kesan itu yang pertama ada di benak orang ketika melintas di depan ayunan yang ada di sebuah kos berwarna merah muda, berpenghuni wanita. Hampir setiap malam selama beberapa bulan ini, ayunan itu selalu penuh oleh 2, 3 atau bahkan 6 orang yang biasa berkumpul. Tentunya tidak 6 orang langsung duduk di ayunan itu (logika diaktifkan). Apa yang dilakukan diatasnya? Ada yang berbicara tentang masa depan, ada yang membahas sebuah problem kehidupan, curahan hati, atau bahkan membicarakan seseorang di atas ayunan itupun pernah dilakukan. Hanya itu saja? Tidak, karena biasanya mereka melakukan confession pada malam hari yang sunyi sebagai saksi. Kenikmatan bagai candu yang mengganggu, itu juga yang dialami mereka yang pernah berada di atas ayunan itu. Malam semakin larut sampai terdengar suara-suara yang secara halus mempersilahkan mereka untuk menyudahi malam bersama ayunan itu. Sungguh merindukan saat-saat berada diatasnya, saat berbincang dan bercanda. Yakin, jika ayunan itu bisa berbagi, dia akan mengatakan "buatlah aku bermakna untuk kalian, seperti kalian yang bermakna untuk satu dengan yang lain". Adakah sensasinya? Tanyakan pada masing-masing pribadi yang selalu ingin menyinggahinya.
* notes ketiga yang berjudul untuk kalian yang selalu ada bersamaku di bulan ramadhan 1430 H ditulis pada 20 september 2009 (tepat adzan maghrib 1 syawal 1430 H)
Assalamu'alaykum.
1 Syawal 1430 H.
Barusan saat aku mendengar azan maghrib berkumandang di televisi, aku jadi tersadar bahwa hari ini sudah tiada lagi sang ramadhan, karena ramadhan telah bertugas menjalankan tugasnya dengan baik, dan kini ramadhan juga telah meninggalkan kita karena waktu berkunjungnya selama 29 hari telah habis, tanpa peduli apakah kita masih merindukannya atau tidak, apakah kita berat melepasnya atau tidak, meskipun aku dan kita semua tau, sesungguhnya sang ramadhan ingin memberikan makna perubahan proses 'menjadi' pada diri kita.
Maka dari itu, sang ramadhan pasti kembali lagi nanti, tanpa peduli, apakah kita mengundangnya kembali atau tidak, apakah kita menanti dan mengharapkannya kembali atau tidak.
Sang ramadhan pasti kembali lagi.
Dan kita hanya tinggal menyambutnya apabila jatah usia kita masih ada, berharaplah pada waktu apakah masih mengizinkan kita untuk berjumpa lagi dengan sang ramadhan nanti atau tidak.
Kalian tau? Barusan pun saat aku sedang mendengarkan azan maghrib berkumandang, dengan nyata dan jelasnya, slide show cuplikan kita selama ramadhan ini bersama kalian (orang-orang bermakna yang aku sayang) bermain-main di kepalaku, memaksa untuk di ingat.
Slideshow cuplikan saat buka bersama, tertawa bersama, menangis bersama, berbincang bersama tentang hidup; mati; orang tua; takdir; kebahagiaan, berpelukan bersama, bergandengan bersama, terharu bersama, apapun itu yang kita lakukan bersama-sama, bermain selagi azan maghrib tadi berkumandang, seakan-akan aku melihat kalian dan apa yang kita lakukan selama ramadhan ini melalui file windows movie maker di mininote-ku.
Kalian tau? Saat itu pula, baru kusadari betapa aku merindukan kalian saat sedang bersama ramadhan.
postingan kali ini dikhususkan berisi kumpulan notes (sudah di publish di facebook) yang telah ditulis oleh sekawan muda. karena siapapun bisa menulis, siapapun bisa menuangkan tinta di atas kertas.
tujuannya sederhana, sebenernya hanya ingin mengingatkan kami bahwa kami masih punya satu kertas yang sama dari sekian banyak kertas yang kiami punya, terlepas dari warna apapun itu, kertas yang kami simpan dalam sebuah kotak persahabatan yang bernama SEKAWAN MUDA.
* notes pertama yang berjudul My Confession to Sekawan Muda, ditulis pada 26 Agustus 2009 oleh Dwi Putri Amalia a.k.a Boms (satu-satunya puzzle yang berjenis kelamin wanita).
Manfaatkan sisa waktu yang ada sebelum 'perpisahan sementara' itu datang menghampiri dan mengambil haknya.
Manfaatkan sisa kebersamaan yang ada sebelum air mata buayaku dan pogie mengalir deras bak air terjun niagara.
Kalian bukanlah pelarian atas kekecewaan dan kalian juga bukanlah pelarian atas keterpurukan, tetapi kalian adalah yang terbaik MESKIPUN JUGA JADI NERAKA BUATKU.
Bersama kalian aku belajar tertawa, belajar menilai arti kesabaran, belajar bangkit, belajar meraih mimpi, belajar berguna bagi orang lain, dan belajar untuk selalu mengerti.
Mudah-mudahan kita semua bisa jadi orang-orang yang berkualitas dalam menjalani kehidupan di dunia yang fana ini. Amin.
Buatlah hidup sesederhana dan seberguna mungkin untuk mencapai kehidupan yang kekal abadi nantinya, seperti kesederhanaan yang selama ini kita letakkan dalam sebuah kotak yang bernama sekawan muda, yang selama ini kita genggam bersama-sama.
Kuberikan <3 <3 <3 <3 (empat simbol yang sama) untuk kalian atas semua syukurku akan takdir pertemuan (bukan kebetulan) yang terjadi, akan rangkaian puzzle yang sedikit demi sedikit tersusun di kehidupan kita masing-masing. Karena bagiku kalian adalah HEBAT. Yak. Bagiku kalian H - E - B - A - T.
* notes kedua yang berjudul Ayunan itu, ditulis pada 14 September 2009 oleh Az' Arie Bachtiar a.k.a cacak arie. Ayunan itu, menunggu untuk diduduki, menunggu untuk diayunkan, lagi...!!! Rame, kesan itu yang pertama ada di benak orang ketika melintas di depan ayunan yang ada di sebuah kos berwarna merah muda, berpenghuni wanita. Hampir setiap malam selama beberapa bulan ini, ayunan itu selalu penuh oleh 2, 3 atau bahkan 6 orang yang biasa berkumpul. Tentunya tidak 6 orang langsung duduk di ayunan itu (logika diaktifkan). Apa yang dilakukan diatasnya? Ada yang berbicara tentang masa depan, ada yang membahas sebuah problem kehidupan, curahan hati, atau bahkan membicarakan seseorang di atas ayunan itupun pernah dilakukan. Hanya itu saja? Tidak, karena biasanya mereka melakukan confession pada malam hari yang sunyi sebagai saksi. Kenikmatan bagai candu yang mengganggu, itu juga yang dialami mereka yang pernah berada di atas ayunan itu. Malam semakin larut sampai terdengar suara-suara yang secara halus mempersilahkan mereka untuk menyudahi malam bersama ayunan itu. Sungguh merindukan saat-saat berada diatasnya, saat berbincang dan bercanda. Yakin, jika ayunan itu bisa berbagi, dia akan mengatakan "buatlah aku bermakna untuk kalian, seperti kalian yang bermakna untuk satu dengan yang lain". Adakah sensasinya? Tanyakan pada masing-masing pribadi yang selalu ingin menyinggahinya.
* notes ketiga yang berjudul untuk kalian yang selalu ada bersamaku di bulan ramadhan 1430 H ditulis pada 20 september 2009 (tepat adzan maghrib 1 syawal 1430 H)
Assalamu'alaykum.
1 Syawal 1430 H.
Barusan saat aku mendengar azan maghrib berkumandang di televisi, aku jadi tersadar bahwa hari ini sudah tiada lagi sang ramadhan, karena ramadhan telah bertugas menjalankan tugasnya dengan baik, dan kini ramadhan juga telah meninggalkan kita karena waktu berkunjungnya selama 29 hari telah habis, tanpa peduli apakah kita masih merindukannya atau tidak, apakah kita berat melepasnya atau tidak, meskipun aku dan kita semua tau, sesungguhnya sang ramadhan ingin memberikan makna perubahan proses 'menjadi' pada diri kita.
Maka dari itu, sang ramadhan pasti kembali lagi nanti, tanpa peduli, apakah kita mengundangnya kembali atau tidak, apakah kita menanti dan mengharapkannya kembali atau tidak.
Sang ramadhan pasti kembali lagi.
Dan kita hanya tinggal menyambutnya apabila jatah usia kita masih ada, berharaplah pada waktu apakah masih mengizinkan kita untuk berjumpa lagi dengan sang ramadhan nanti atau tidak.
Kalian tau? Barusan pun saat aku sedang mendengarkan azan maghrib berkumandang, dengan nyata dan jelasnya, slide show cuplikan kita selama ramadhan ini bersama kalian (orang-orang bermakna yang aku sayang) bermain-main di kepalaku, memaksa untuk di ingat.
Slideshow cuplikan saat buka bersama, tertawa bersama, menangis bersama, berbincang bersama tentang hidup; mati; orang tua; takdir; kebahagiaan, berpelukan bersama, bergandengan bersama, terharu bersama, apapun itu yang kita lakukan bersama-sama, bermain selagi azan maghrib tadi berkumandang, seakan-akan aku melihat kalian dan apa yang kita lakukan selama ramadhan ini melalui file windows movie maker di mininote-ku.
Kalian tau? Saat itu pula, baru kusadari betapa aku merindukan kalian saat sedang bersama ramadhan.